Seperti diketahui, virus COVID-19 telah bermutasi menjadi sub varian BA.1 atau yang disebut Omicron dan menunjukkan kecepatan penularan 29% lebih cepat dari virus aslinya (Sars Cov-2), terhadap orang-orang yang belum diberi vaksin. Namun belum selesai persoalan pencegahan BA.1 di tengah masyarakat, di Denmark sudah hadir sub varian baru yakni BA.2 yang transmisi penularannya lebih tinggi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WH), virus COVID-19 varian Omicron telah mulai merambah ke seluruh dunia mulai 19 Januari 2022 lalu. Dan dua hari lalu, sub varian BA.2 Omicron menyerang penduduk Denmark yang belum mendapat vaksinasi, dengan kecepatan transmisi 39% atau lebih cepat dari sub varian sebelumnya.
Dan hari ini, berdasarkan catatan WHO, setengah dari penduduk di masing-masing negara bagian di Amerika Serikat (AS) telah terjangkit sub varian BA.2. Sedangkan secara internasional, sub varian BA.2 telah menjangkiti 194 orang di muka bumi ini.
Omicron sub varian BA.2 | Foto : WHO |
Namun WHO juga mendapati adanya keunggulan daya tahan tubuh, bagi mereka yang telah mendapat vaksinasi. "Sangat jarang ditemukan kasus BA.2 bagi yang telah divaksin. Namun yang belum mendapatkan vaksinasi, bahkan ada yang sudah masuk ICU," ungkap perwakilan WHO di Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, seperti dikutip dari CNBC.
Meski sifatnya lebih ringan dari COVID-19 varian Delta, lanjut Fauci, bagi beberapa orang terutama anak-anak, infeksi virus Omicron bisa juga menjadi berat. Maka WHO mengingatkan agar para orang tua yang belum mendapatkan vaksinasi, segera mendapatkannya. Juga bagi anak-anak yang telah memasuki usia layak vaksin. Namun yang pasti, pencegahan secara fisik adalah yang paling baik.
0 Komentar