Header Ads Widget

Main Ad

Business

Main Ad

Pride Month, Bagaimana Seorang Muslim Harus Menanggapinya?

Illustrasi Al Quran. Pexels.com


Bagi beberapa orang, Bulan Juni merupakan perayaan Pride Month untuk kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender (LGBT). Kampanye ini makin semarak dilakukan di tengah masyarakat, salah satunya melalui media sosial. Contoh kampanye yang dilakukan berupa icon dan symbol-simbol LGBT seperti Pelangi. Lalu bagaimana seseorang yang memeluk islam menanggapi ini?

Al Quran merupakan pedoman bagi seseorang yang memeluk agama Islam. Maka dari itu, sebagai pedoman pertama untuk menanggapi fenomena LGBT dapat kita temukan pada Al Quran. Pada penggalan ayat 36 di surat Ali Imran, Allah telah menjelaskan melalui kisah Maryam, bahwa “Dan anak laki-laki tidaklah sama seperti anak perempuan.” Tentu ada lagi beberapa ayat yang menjelaskan tentang tingkat posisi dan perbedaan derajat antara laki-laki dan perempuan. Bahkan Rasulullah pun melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.

Dari dasar inilah, Al Quran sudah mulai menegaskan tentang peran perempuan dan laki-laki serta kecenderungan untuk tidak saling menyerupai. Termasuk kecenderungan menyerupai dan menyukai sesama jenisnya. Bahkan di dalam Al Quran pun sangat jelas mengharamkan perilaku LGBT melalui kisah kaum Nabi Luth.

Terlepas banyak perbedaan pendapat di tengah masyarakat, sikap seorang muslim harus tegas dan kokoh. Seseorang muslim yang taat akan memegang teguh Al Quran sebagai pedomannya dan tanpa banyak melakukan perdebatan sepakat untuk mengharamkan perilaku LGBT.

Namun, bagaimana sikap kita kepada kerabat atau orang-orang yang memiliki perilaku LGBT ini?

Islam hanya melaknat perilakunya, bukan pelakunya. Maka dari itu, untuk orang-orang yang memiliki kecenderungan LGBT perlu kita rangkul dan dakwahi secara perlahan. Baik secara spiritual, psikologis dan hal-hal yang bisa dilakukan untuk membuatnya sadar akan fitrahnya. 

Kalaupun pada kisah Nabi Luth terdapat orang-orang yang diazab karena sikap menyimpang, hal tersebut terjadi karena mereka tidak mau menerima hidayah dan nasihat yang diberikan Allah. Dari kisah Nabi Luth, bukan berarti kita berhak menghakimi atau mengucilkan orang-orang yang memiliki kecenderungan LGBT tersebut. Biar Allah yang memberikan azabnya, kita hanya perlu untuk merangkul dan memberikan nasihat dengan cara yang baik.

Posting Komentar

0 Komentar

Most Recents

Main Ad